Translate

Monday 10 October 2016

Enjoying Paris from above

Do you want to enjoy Paris from above?

Maybe a bit difficult to find a place to enjoy Paris from above. You have to find a high building then! But, unfortunately, there is a regulation, issued by Paris Prefecture which regulates the height of the building inside the Paris Prefecture. The only commercial place which you can utilize to enjoy Paris from above is Tour Eiffel. You need to spend 11 Euros to reach, at least, to reach up to the middle of the tower. But, don't worry, its worth enough! There is some cafe and souvenir shops as well in the middle level of the tower.


Fig 1. Jardin de Champ de Mars viewed from the middle of Tour Eiffel. The far away black tower is Montparnasse tower.



Fig 2. Seine River viewed from the middle of Tour Eiffel. Could you point where Arc de Triomph is?

The most worth thing to be considered is off course we can lean back on the Eiffel Tower. The only way to do that is just buying the ticket to access the tower :P


Fig 3. Lean back on the Eiffel Tower :P .

The second place worth to enjoy Paris from above is Montmartre Sacre Coeur. It's a medieval Catholic Church in the northern part of Paris. Montmartre is primarily known for the white-domed Basilica on its summit. Located at the top of the hill just made this church as the highest land-based place in Paris. There is also a cable car (Gondola) as well to enjoy north of Paris from above and enjoying its fresh air. This place is also known as one of the spots of souvenir shops in Paris.


Fig 4. Montmartre Sacre Coeur.



Fig 5. Paris viewed from Montmartre Sacre Coeur.

Another place you can enjoy Paris from above is Montparnase Tower, not far from Eiffel Tower. But, since I have never reached there, I am sorry I won't be able to describe more about it.

The next place having the possibility to enjoy Paris from above is Tour Zamansky. This tower belongs to Universite Pierre et Marie Curie (UPMC), located next to Metro Jussie. Unfortunately, this tower is just opened to public only once a year during the inauguration of the Campus, a day in October.




 Fig 6. North of Paris viewed from Tour Zamansky, UPMC. Montmartre Sacre Coeur viewed from this tower captured with zoom mode (the lower picture). 





 Fig 7. Eiffel viewed from Tour Zamansky, UPMC. The lower picture was captured with zoom mode.




Vitry-sur-Seine, 9 Octobre 2016, 10:29 PM

Tuesday 12 July 2016

Mengirim Paket via EMS dari Indonesia ke Prancis

Berapa lama paket saya sampai? mungkin itu yang pernah membuat saya penasaran dan menulis tulisan pendek ini. Layanan EMS merupakan layanan pengiriman Internasional yang di Indonesia dikelola oleh PT Pos Indonesia. Kita cukup datang ke Kantor Pos, dan declaire barang yang akan dikirim; dan memilih opsi jenis pengiriman berdasarkan dimensi dan berat paket. Kita akan mendapatkan resi setelahnya.

Dengan resi EMS, kita akan dapat memantau perkembangan kiriman kita melalui dua situs:

  1. EMS Pos Indonesia
  2. EMS International tracking
Gambar: Tampilan di EMS Pos Indonesia

Gambar: Tampilan di EMS Internasional


Apa arti status kiriman tersebut?

Posting atau Collection

Barang udah masuk kantor EMS

Arrival at Outward OE
Barang sudah tiba di Kantor OE (Office of Exchange); Kantor Bea Cukai Bandara.

Departure from Outward OE
Barang diberangkatkan dari Kantor OE; termasuk dalam proses ini adalah penerbangan ke negara tujuan.

Arrival at inward OE
Barang tiba Bandara negara tujuan. Kalau kita mengirim barang di luar negeri, itu berarti sudah sampai di Indonesia, demikian sebaliknya.

Processing document by Customs

Proses penanganan barang di Bandara oleh petugas bea dan cukai (Customs). Pengalaman saya di atas memperlihatkan proses ini memakan 2 hari kerja (Jumat dan Senin).

Departure from Inward OE
Barang atau dokumen berangkat dari kantor pos di Bandara. Kalau sudah sampai pada tahap ini berarti barang sudah selesai diperiksa oleh bea cukai.

Arrival at Transit OE/Transit Country
Tiba di kantor pos tempat barang akan diserahkan. Proses di kantor pos tempat barang akan diserahkan. Pada tahap ini, kalau barang tidak dikenakan bea masuk, barang akan dikirim langsung ke alamat yang dituju. Kemungkinan jika barang yang dikirim terkena bea impor (>100 euros); maka kita akan mendapatkan semacam panggilan untuk mengambil paket di La Poste terdekat dan membayar pajaknya. Segera kunjungi kantor pos terdekat, jika dalam waktu  dua minggu tidak diambil, maka barang akan dikembalikan ke pengirim (tertera di pesan pengambilan).

Di Prancis, EMS bekerjasama dengan chronopost, yang akan mengirimkan paket ke alamat-alamat di Prancis.

Catatan Penting!
Orang Prancis sangat sensitif dengan tulisan tangan, pada beberapa kesempatan saya sering dikonfirmasi tulisan tangan untuk angka 4 (empat) yang mereka kira angka 9 (sembilan) dan sebaliknya. Demikian juga angka 0 dan 8. Jadi saya sarankan, KETIKLAH alamat tujuan pengiriman dengan PRINTER, jangan gunakan tulisan tangan untuk menghindari salah alamat.



Gambar: Status di chronopost yang lebih detail.


Final Delivery
Paket sudah sampai di alamat tujuan.

Friday 1 July 2016

Tips Membeli via Amazone

Yang dimaksud tips di sini hanyalah bagaimana strategi kapan sebaiknya memutuskan untuk membeli di Amazone. Simply, you can use this useful site, yang menginformasikan tren harga dari produk yang dijual di situs Amazone.

  1. Buka item yang ingin Anda beli di Amazone
  2. Buka situs camelcamel
  3. Copy link situs item tersebut lalu paste ke "enter Amazone URL" di situs camelcamel tersebut
  4. Silahkan lihat tren harganya. You can extend your item price trend up to 1 year in the past; so it will help you to make the best decision in what time you should buy the item though! 


Gambar. Tampilan tren harga sebuah item yang dijual di Amazone dari situs camelcamel.

Saturday 25 June 2016

Sinkronisasi Sebab-Akibat (Kausalitas) dalam Merealisasikan Tujuan


Tulisan pendek ini disarikan dari sebuah topik yang pernah dimuat di Majalah Al-Wa’ie terbitan Beirut yang berjudul “As-Sababiyyah (Kausalitas)”, anonim; dan pernah dituangkan dalam sebuah buku yang disunting oleh Abdul Karim as-Saamiy dengan judul As-Sababiyah, Qa’idatu Injazi al-A’mali wa Tahqiqi al-Ahdafi wa Dauruha fi Hayati al-Muslim, diterbitkan oleh penerbit Darul Bayariq, Beirut pada tahun 1996. Topik ini membahas aspek as-sababiyyah (kaidah kausalitas) sebagai landasan bagi manusia dalam menjalankan berbagai aktivitas dan dalam mencapai berbagai tujuan yang diupayakannya. Pembahasan tersebut kemudian dihubungkan dengan realitas seorang Muslim serta dikaitkan dengan keistimewaan dan peranannya di tengah-tengah kehidupan dalam menjalankan berbagai aktivitas dan mencapai berbagai tujuan.

As-sabab secara bahasa bermakna segala sesuatu yang dapat mengantarkan pada sesuatu yang lain. Dengan demikian, hal-hal yang menjadi perantara untuk sampai pada sesuatu disebut sebab, seperti zina, misalnya, menjadi ‘sebab’ murka Allah. Contah aktivitas ‘sebab’ lainnya misalnya seorang petani yang menebarkan benih di musim tanam, menaburkan pupuk, dan membajak tanah; upaya seorang panglima pasukan untuk meneliti berbagai informasi tentang musuh melalui badan intelijen atau untuk menambah jumlah pasukan dan perbekalan; upaya orang sakit untuk mengambil obat yang sesuai dengan penyakitnya dan mengikuti petunjuk dokter; upaya seorang pedagang untuk membuka toko serta mengiklankan secara online, atau sarana lainnya; upaya seorang traveller untuk menaiki kendaraan yang sesuai dengan tujuannya; ataupun upaya seorang pelajar/mahasiswa untuk mempelajari, memahami, dan menguasai mata pelajaran tertentu.

Adapun as-sababiyyah adalah upaya untuk mengaitkan sebab-sebab fisik dengan akibat-akibatnya yang juga bersifat fisik dalam rangka mencapai target dan tujuan tertentu. Upaya tersebut dilakukan dengan cara: (1) mengetahui seluruh sebab yang mampu mengantarkan pada tercapainya tujuan serta (2) mengaitkannya dengan seluruh akibatnya secara benar. Hanya dengan cara semacam ini, kita dapat mengatakan bahwa, kita telah menjalani sebab-sebab atau mengambil kaidah kausalitas (qâi’dah as-sababiyyah) sebagai landasan untuk melakukan berbagai aktivitas dan mencapai berbagai tujuan. Terwujudnya aktivitas dan tujuan tersebut pada akhirnya akan bergantung pada sejumlah tolok-ukur fisik (maqâyis mâdiyyah) yang kita miliki; tentu saja selama tidak ada pengaruh gaib yang bersumber dari lingkaran qadhâ.

Fatalisme berupa sikap pasrah secara total (at-tawâkuliyyah) menunjukkan tidak adanya upaya untuk mengaitkan sebab dengan akibat. Sebaliknya, fatalisme menunjukkan adanya sikap merasa puas dengan hanya menjalani sebagian sebab dan lebih banyak menyandarkan diri pada perkara gaib yang tidak mungkin diketahui. Padahal, pada saat yang sama, masih banyak sebab-sebab lain yang dapat diupayakan atau masih perlu adanya upaya mengaitkan sebab dengan akibat secara benar. Dengan demikian, fatalisme akan tampak dalam dua perkara: (1) tidak adanya upaya untuk menjalani seluruh sebab yang bisa mengantarkan pada tujuan; (2) upaya meremehkan keterkaitan antara sebab dengan akibat atau adanya sikap menyandarkan diri pada perkara gaib.

Kaidah Kausalitas dalam kehidupan Seorang Muslim


Memahami hubungan sebab-akibat (as-sababiyyah) merupakan perkara asasi bagi seorang Muslim. Sebab, risalah mereka dalam kehidupan ini adalah risalah yang bersifat praktis (‘amalî), dan mereka hidup tidak lain untuk menjalankan aktivitas dalam rangka meraih tujuan tertentu. Umat Islam generasi pertama-baik pada masa shahabat, tâbi’în (generasi pasca shahabat), tâbi’ at-tâbi’în (generasi pasca tâbi’în), maupun para tokoh kebangkitan memahami benar prinsip as-sababiyyah ini secara benar, sempurna, dan jernih. Pemahaman tersebut lantas mereka realisasikan dalam perilaku mereka sehingga mereka mampu melakukan aktivitas yang menyerupai mukjizat - apabila diukur dengan zaman kita saat ini, sebut saja bagaimana Al Fatih menakhlukkan Konstantinopel. Sebab, mereka telah berhasil mengemban Islam, menyebarkan dakwah, dan membuka wilayah-wilayah baru di berbagai pelosok dunia dalam waktu yang sangat cepat melampaui perjalanan sejarah umat-umat yang lain. Padahal, sarana transportasi yang paling baik saat itu hanyalah unta.

Namun sayang, ketika mulai muncul berbagai penghalang yang menutupi berbagai pemahaman Islam dan bahkan menghancurkan berbagai pengertiannya dalam benak kaum Muslim, baik saat ini maupun masa sebelum mereka hingga zaman masa kegelapan dan kemundurannya, hilanglah kejelasan pemahaman as-sababiyyah ini dari umat Islam; bercampur-baur dengan kerancuan pemahaman tentang konsep tawakal, takdir, ilmu Allah yang azali, dan kepasrahan terhadap qadriyyah ghaibiyyah (kekuatan gaib). Semua itu mengakibatkan mereka bersikap pasif dalam upaya menegakkan risalah Islam di tengah-tengah kehidupan mereka. 

Beberapa perkara bersifat rasional yang wajib dipenuhi untuk mewujudkan keberhasilan dalam usaha antara lain adalah:

1. Menentukan target
Artinya, membatasi target atau buah amal yang diharapkan secara jelas dan rinci. Secara alami, setiap target berbeda-beda tingkat kemudahan dan kesulitannya. Penentuan target yang terfokus, jelas, dan tidak mengandung kekeliruan akan melahirkan tekad yang kuat dalam jiwa, sikap konsisten, dan keteguhan; akan dapat memperkuat cita-cita dan semangat; akan mampu meningkatkan motivasi, rasa percaya diri, dan sikap optimis; serta akan bisa mengantarkan manusia pada keberhasilan yang sempurna dan tercapainya tujuan.

2. Mengetahui sebab-sebab yang dapat mengantarkan pada tercapainya tujuan
Sederhananya, apa yang dibutuhkan untuk menyembuhkan sakit mata berbeda dengan yang diperlukan untuk menyembuhkan penyakit kanker. Apa yang dibutuhkan untuk bisa naik ke atap rumah berbeda dengan yang dibutuhkan untuk mendarat di bulan. Dalam konteks bermasyarakat dan bernegara, apa yang dibutuhkan untuk menciptakan ‘kemandirian energi’ tentu juga harus didukung dengan kebijakan pengelolaan SDA di suatu Negara.

3. Mengaitkan sebab dengan akibat secara benar.
Setelah ada kejelasan dan penentuan target, seluruh sebab yang bisa mewujudkannya pun telah diketahui, maka seorang akan berusaha mengaitkan sebab-sebab tersebut dengan targetnya atau mengaitkan sebab dan akibatnya dengan benar. Untuk menjamin suatu keberhasilan tidak cukup hanya dengan mengaitkan sebab dengan akibatnya saja. Lebih dari itu, pengaitan tersebut harus benar, sehingga target bisa dicapai dalam waktu singkat, tanpa menyia-nyiakan kekuatan yang dikerahkan. Seorang pelajar, misalnya, agar memperoleh nilai yang sempurna pada saat ujian, harus mempelajari seluruh materi pelajaran disertai dengan pemahaman dan pemikiran yang sempurna. Apabila ia tidak mempelajari seluruh materi pelajaran, berarti ia tidak mengambil dan menjalani sebab-sebabnya dengan sempurna. 

4. Memperhatikan hukum alam dan aturan kehidupan
Orang yang berusaha untuk mewujudkan tujuan-tujuannya harus mengaitkan sebab dengan akibatnya. Tidak boleh hilang dari benaknya kesadaran bahwa usahanya tersebut harus selalu sesuai dan sejalan dengan hukum alam dan aturan kehidupan. Orang yang mencari pertolongan atau kemenangan di medan perang, dia wajib mempersiapkan segenap kekuatan, bukan malah membaca kitab Shahîh al-Bukhârî sebagai perlindungan. Sebab, peperangan adalah pertarungan antar kekuatan fisik, bukan antarkekuatan pemikiran. Orang yang ingin menjadi seorang faqîh tidak boleh mencari ke-faqîh-an dengan mempelajari ilmu tentang molekul (saintifikasi Islam). Orang yang ingin sembuh luka-luka di perutnya tidak mungkin bisa sembuh dengan hanya membaca surat al-Fatihah saja, tetapi ia harus menjalani proses pengobatan luka melalui seorang spesialis.

Empat perkara tersebut adalah perkara-perkara yang bersifat rasional (‘aqlî) dalam upaya menjalankan aktivitas dan merealisasikan tujuan. Adapun yang berhubungan dengan kehendak/tekad (irâdah) hanya terbatas pada tiga hal:

1. Kehendak yang sempurna, konsisten, dan kontinyu
Dalam diri setiap manusia, tekad ada yang kuat dan ada yang lemah. Bahkan, tekad bisa berubah-ubah pada diri seseorang dari waktu ke waktu. Faktor yang mempengaruhi kekuatan dan kelemahan serta keteguhan dan kontinuitas irâdah pada diri manusia adalah kekuatan yang dimiliki manusia, baik kekuatan materi, kekuatan maknawi, ataupun kekuatan ruhani. Contohnya adalah kekuatan ruhani yang dimiliki oleh seorang mujahid, bagaimana mungkin dia bisa memandang kematian syahid adalah seindah-indah kematian, misalnya. Faktor yang menghasilkan kekuatan yang dapat mempengaruhi irâdah pada diri manusia adalah pemahamannya tentang kehidupan. Seorang kapitalis-sekular, misalnya, ketika melihat ada kesempatan untuk memperoleh keuntungan materi, kekuatan maknawinya akan bertambah sehingga ia akan berusaha dengan dorongan motivasi dan irâdah yang kuat.

2. Adanya perasaan butuh terhadap suatu aktivitas
Manusia yang pernah merasakan pahitnya kegagalan biasanya akan memiliki irâdah yang berbeda dengan orang yang tidak pernah mencoba melakukan suatu aktivitas, kecuali dia sudah terhinggapi fatalism sebagaimana yang dijelaskan sebelumnya.

3. Adanya keseimbangan antara dorongan dan cita-cita dengan kemampuan dan fasilitas yang dimiliki
Secara alami, manusia memiliki dorongan dan hasrat, kemampuan, dan fasilitas untuk dapat mengantarkan dirinya pada keinginan dan cita-citanya. Agar kaidah untuk mewujudkan tujuan itu tetap benar, maka kemampuan-kemampuan yang dimiliki oleh manusia tidak boleh melebihi dorongan dan cita-citanya, meskipun hanya sedikit. Keseimbangan antara keduanya harus selalu dijaga. Cita-cita yang besar dengan kemampuan yang terbatas dapat melahirkan keputusasaan. Sebaliknya, cita-cita yang rendah dengan kemampuan yang besar untuk merealisasikan kadang-kadang dapat melahirkan kecerobohan.

Kesimpulan


Apabila kita mengkaji secara cermat kehidupan Rasulullah saw sehari-hari, kita akan menemukan satu kesimpulan bahwa Rasulullah tidak pernah melakukan aktivitas apa pun tanpa mengaitkan sebab dengan akibatnya; tanpa memperhatikan lagi apakah aktivitas tersebut termasuk wajib, sunnah, atau mubah. Apabila seorang Muslim hendak merealisasikan suatu kewajiban yang telah ditetapkan oleh Allah, maka dia wajib pula berusaha untuk mengetahui seluruh sebab yang dapat mengantarkan pada terwujudnya kewajiban tersebut, dan wajib pula untuk mengaitkan sebab-sebab tersebut dengan akibatnya secara benar. Jika dia tidak melakukannya, berarti dia tidak dipandang telah menjalani prinsip as-sababiyyah, atau ia dipandang telah terjerumus ke dalam sikap fatalistis. Seseorang yang memahami kaidah sababiyah tidak mengambil prinsip 'kewajiban manusia hanyalah berusaha, tidak wajib baginya mencapai keberhasilan' tapi seharusnya berprinsip 'manusia wajib berusaha untuk mencapai keberhasilan'.

wallahu a'lam bish-shawab

Sunday 19 June 2016

Menguak Mitos Segitiga Masalembo dalam Perspektif Oseanografi


Jika dunia mengenal segitiga Bermuda di perairan Atlantik sebelah timur Benua Amerika dan segitiga formosa di kawasan Asia Tenggara; maka di dalam perairan Indonesia, kita mengenal kawasan perairan segitiga Masalembo yang berkembang mitos sebagai kawasan perairan yang rawan bagi perjalanan laut maupun udara.

Fenomena ‘buruk’ di atmosfer
Perairan laut dangkal dan perairan laut dalam memberikan respon yang berbeda terhadap penyinaran sinar matahari. Laut Jawa, yakni perairan di sebelah barat kepulauan Masalembo, merupakan perairan dangkal dengan kedalaman rata-rata kurang dari 50 meter, sedangkan perairan di sebelah timurnya merupakan perairan laut dalam dengan kedalaman lebih dari 500 meter, yakni Laut Flores.
Di perairan laut dangkal, intensitas penyinaran matahari akan memungkinkan pemanasan kolom air yang lebih cepat dibandingkan dengan perairan laut dalam akibat intensitas matahari yang mencapai dasar perairan, sehingga suhu perairan akan relatif lebih hangat. Dampak lebih lanjut adalah laju penguapan dan potensi terbentuknya awan di perairan laut dangkal akan lebih intensif dibandingkan di perairan laut dalam.
Menghangatnya perairan yang diikuti dengan menghangatnya lapisan atmosfer di atasnya, dan diikuti meningkatnya tutupan awan sebagai dampak dari penguapan pada akhirnya akan menghasilkan tekanan udara yang lebih rendah dibandingkan di atas perairan laut dalam yang lebih tinggi. Perbedaan tekanan udara yang secara tiba-tiba inilah yang menghasilkan fenomena turbulensi ketika pesawat udara melintasinya.
Batas pertemuan keduanya di wilayah Indonesia adalah di perairan Masalembo. Tingkat kefatalannya, yakni seberapa besar turbulensi yang bisa terbentuk, sangat ditentukan dengan pola pembentukan awan di wilayah ini. Pada musim barat yakni pada bulan Desember, Januari, Februari, Maret; yang dikenal sebagai musim hujan, pembentukan awan hujan akan lebih intensif terbentuk di wilayah Indonesia bagian barat.
Selain turbulensi akibat perbedaan tekanan udara karena tutupan awan, potensi turbulensi juga dapat terjadi akibat perubahan besar dan arah kecepatan angin yang jamak terjadi saat memasuki Musim Peralihan, baik dari Musim Barat ke Musim Timur (April-Mei), maupun dari Musim Timur ke Musim Barat (Oktober-November). Perpaduan antara kedua fenomena yang dipicu pengaruh angin musim inilah yang menjadikan perairan Masalembo unik dan berpotensi mengurangi kenyamanan penerbangan.

Fenomena ‘buruk’ bawah air
Perairan Indonesia merupakan penghubung Samudera Pasifik dengan Samudera Hindia, yang mengalirkan massa air dari Pasifik menuju Hindia (Arus lintas Indonesia, Arlindo) akibat lebih tingginya muka laut Samudera Pasifik dibandingkan dengan ketinggian muka laut Samudera Hindia. Di samping melalui Selat Makassar, Arlindo juga mengalir melalui perairan Laut dangkal, laut Jawa; yang dibawa dari Laut China Selatan.
Kedua arus ini selanjutnya bertemu di wilayah segitiga Masalembo, sehingga menimbulkan pengacakan arus dan turbulensi yang disinyalir tidak hanya menghasilkan pusaran/eddy secara horizontal namun juga secara vertikal. Dampaknya hal ini akan mengurangi kenyamanan moda transportasi laut, terutama untuk kapal-kapal bertonase kecil. Pada musim barat, arus dari Laut Jawa akan menguat, sehingga diperkirakan intensitas turbulensi di wilayah ini juga akan lebih intensif.

‘Surga’ di Perairan Masalembo
Di balik ‘garangnya’ wilayah perairan Masalembo, sejatinya perairan ini menyimpan potensi kekayaan laut yang luar biasa, sebagai perairan tersubur di Indonesia yang kaya akan potensi perikanan tangkap. Dua fenomena oseanografi fisika yang terjadi di Perairan Masalembo yang mendukung hal tersebut adalah upwelling, turbulensi (pergolakan) vertikal-horizontal.
Upwelling adalah proses penaikan massa air dari lapisan bawah menuju lapisan atas di mana ikan-ikan pelagis berada. Proses ini terjadi akibat hembusan angin Musim Timur yang memasuki puncaknya pada bulan Juni, Juli, agustus.
Di dekat pesisir Pantai Makassar, hembusan angin ini akan mengakibatkan perpindahan massa air lapisan atas di dekat pesisir Makassar bergerak menuju laut lepas; yang diikuti dengan naiknya lapisan air lapisan bawah yang menggantikannya. Sifat massa air dari lapisan bawah yang naik ke permukaan ini adalah lebih dingin dan memiliki kandungan nutrien yang tinggi.
Dampaknya, lapisan air bagian atas akan menjadi subur karena pasokan nutrien tersebut. Nutrien sangat penting bagi pertumbuhan fitoplankton (tumbuhan renik laut), di mana melimpahnya fitoplankton akan diikuti dengan melimpahnya zooplankton (hewan renik seperti larva udang) yang memangsanya. Zooplankton inilah yang selanjutnya dimangsa oleh ikan-ikan benilai ekonomis. Arus dari Laut Jawa dan Arlindo selanjutnya menjadikan proses upwelling yang pada awalnya hanya di selatan Makassar meluas hingga mendekati Pulau Flores.
Fenomena kedua yang menunjang suburnya perairan Masalembo adalah fenomena turbulensi vertikal. Fenomena ini berpotensi terjadi di dua titik di segitiga Masalembo, yakni di sebelah utara Pulau Kangean dan di sebelah barat Ujungpandang (Ambang Dewakang). Di sebelah utara Pulau Kangean, perubahan kedalaman laut yang drastis berakibat pada bervariasinya struktur vertikal arus laut.
Dampaknya, terbentuklah turbulensi vertikal yang selanjutnya terjadi pengadukan dan pengangkatan lapisan dekat dasar perairan yang kaya akan nutrien, yang berpotensi meningkatkan produksi perikanan tangkap. Di ambang Dewakang, tersandungnya Arlindo oleh ambang (tonjolan bukit bawah laut) juga menghasilkan turbulensi vertikal yang berdampak pada penyuburan massa air lapisan atas.

Wednesday 11 May 2016

Deklarasi Revenus (Gaji) di Prancis

Setelah setahun tinggal di Prancis, kita harus mendeklarasikan pendapatan kita di kantor fiskal. Berikut beberapa berkas formulir yang harus diisi dan selanjutnya bisa dikirim via pos ke kantor Pajak Prancis.

Formulir 1
Formulir 2
Formulir 3






Sunday 3 April 2016

Simbah


Gambar 1. 
Simbah Mercy Bagong.

He (sorry, it should be 'it') is Mercedez-Benz L series, equipped with diesel direct Injection OM352, 5700 cc, with 6 cylinders resulting 130 HP. In Indonesia, the common used specification are 1113/1313, with the capacity 7,5 ton, 15 ton, 19 ton, and 21 ton. But off course these limitation are just formal reference since mostly the owner neglected it though.

The L-series was first produced in Germany in 1959 and was in production for export until 1995, long after domestic German sales had ended. The L-series was a big export success for Mercedes-Benz and became very popular in the Middle-East, South America and Africa, and off course in Indonesia as well.

Originally, medium-weight trucks (L323 and L327, with 110 PS or 81 kW inline-six diesels) intended for shorter delivery and construction work were built in Mercedes' Mannheim plant. The heavier trucks, for long-distance and heavy construction work, were built in the Gaggenau plant.[2] These were designated L337 and L332B (L334B from 1960), with 12 t (26,500 lb) or 19 t (41,900 lb) total weights and 172–180 PS (127–132 kW) diesel six-cylinders. In 1962 the more powerful 19 tonne L334C was added, mainly intended for export. The model designations were a warren of letter combinations reflecting the vehicle's intended use, until a new system (still in use today) including overall weight and engine power was introduced in the summer of 1963.

The 5.7 L (5,675 cc) OM352 was Mercedes-Benz' first direct-injection diesel engine. After having debuted in 1964, a 130 PS (96 kW) it found its way into the Kurzhauber in the 1967 L/LP 1113B series ("11" for the tonnage, "13" reflecting tens of horsepower). The engine (and other versions thereof) gradually spread through the range, replacing the earlier indirect-injection units. After 1995, production in Germany ceased but was continued at Mercedes-Benz factories in South America, where it had already been built for some time.

He got special nickname in Indonesia, Mercy BAGONG; maybe because his face looks similar with Bagong, a member of PUNOKAWAN, an ancient Javanese puppet character, WAYANG.
Gambar 2. 
Simbah Mercy Bagong, in reality.

I wrote this page since for me, this truck kept a lot of memories. In 1988-1990, I saw a lot of this kind of truck hasve been operated in Java Island, and off course we still can find it being operated now. I cried at that time and requested to my grandpa to buy its miniature for me (now, my grandpa had passes away). At that time we couldn't find the miniature in any shop; hence my grandpa asked a carpenter to make a truck I just requested. Amazingly, the carpenter has made an awesome big truck, but unfortunately, he couldn't get what I meant. But, it was make me happy at that time. And now, off course, I absolutely understand how big my grandpa's love is.

Mungkin do'a saya tak sampai atas beliau, tapi jika ada benih aqidah di akhir hayat beliau, semoga Allah SWT sampaikan do'a ini atas beliau... Allahummaghfirlahu...



Sumber: diramu dari berbagai sumber



Friday 19 February 2016

Saturday 9 January 2016

Paris, 8th of January 2016

Late wake up (again) this morning, but quite better than yesterday... I don't know why, I just still can't adapt this high latitude weather... yes; maybe because no girl (I mean my wife) inside, and no kids to be kissed in the morning...haha

Wake up at 07.00 GMT+2, about one hour after my phone alarm rang in 06.00 haha... Adi! But, it was not too late I think to pray Shubuh, because it is started around at 7.00 AM during the winter season, yet I think I should change this bad attitude immediately! you're a Dad! you're a Doctorant!

The weather is not so cold. It shouldn't be like this in winter season. It's still quiet 'warm' (for the Parisien, not for tropical species like me haha!). It was 5-6 degrees Celsius. I did go to catch the RER C train at 08.25, it takes 5 minutes by walk from my flat to the RER station, Vitry-sur-Seine; and it takes around 20-30 minutes to reach UPMC campus in Jussieu. Yes, God gave His best for me and my family..., alhamdulillah...

I just arrived lately in 9.10 AM (it should be no more than 09.00 AM I think haha...); and I saw my second supervisor was already working inside our room. Shame on you Adi! aha...

Actually, I just planned to go to the souvenir shop and buy some of souvenirs this morning; because I have to go back to Jakarta next week (14 January 2016). So, I should go earlier to the Campus, and then I am gonna get outside the labo just one hour later, in 10.00 AM. Yes, I'm gonna shopping in Arts et Metiers ville. Reach the Metro 7 from Jussieu to Chatelet, and then takes Metro 11 heading to Mairie de Lilas, and get down in Art et Metiers station; then get outside via rue de Beaubourgh. The shop is located in the narrow street just on the right side of the gate in-out of Metro Beaubourgh station. Such narrow street is located around 10 meter in the right side of the train station gate.


Fig. Souvenir shop in rue au Mairie, Arts et Metiers.

I just came back in Campus at 11.25; a half hour before I start to go to Paris Grand Mosque to pray Jumat. Dr. Yannis looks so busy today. Maybe he had been teaching today. 
12.05; I did go to Paris Grand Mosque to pray Jumat. I thought, it was too late, because I failed to get the front shaff. I just got around sixth shaff. But, still inside the mosque haha... much better than the last week :(

The topics of the Jumat speech (Khutbah Jumat) was so touching. If I'm not mistake (the speech was done in french and arabic!), the preacher spoke about the urgency of one ummah after the death of Rasulullah SAW. He cried touchingly when drawing out the situation since the Holy Spirit (Jibril) informs the prophet about the end of his time. And dramatically, the preacher brought successfully the audience (jama'ah) into the situation at that time. About how Fatimah informs Ali, her husband, about the death of her dad... I thought, most of jama'ah was crying at that time since I heard they were sobbing, wow...

I came back to Campus at 14.00; and start to continue my Matlab work. Yes, I should process the oceanography data sets using Matlab, a smarter way than the previous one haha... My research focus is understanding the mixing characteristics in the Indonesian seas based on observational data sets. With thousands of files of observations; too stupid I think if I just rely on my conventional capability. I need a better tools and capability to process them.

My first script project are plotting and calculating:
(1) CTDs data files
(2) Thorpe scale method to derive the dissipation energy and vertical eddy diffusivity

Ah, bonne week-end a tous!