Translate

Thursday, 11 June 2015

ESSAY: Kesuksesan Terbesar dalam Hidupku



Dibesarkan oleh Ibu selepas ditinggal cerai Bapak sejak kelas 3 SD tidak menjadikan saya putus harapan dan minder. Saya bertekad membuktikan bahwa dibesarkan dari keluarga broken home bukan berarti broken pula masa depannya. Keinginan kuat untuk membahagiakan ibunda setidaknya memotivasi saya untuk mengubah keadaan dan membuat beliau tersenyum bangga akan jerih payah beliau. Menjadi peneliti di lembaga penelitian negara adalah impian saya semenjak di bangku SMU. Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), sebuah institusi yang begitu masyhur di kalangan akademisi. Nama besar lembaga ini yang sejak SMU menjadi salah satu incaran dunia kerja, dan menjadi panduan saya dan teman-teman untuk memilih program studi di perguruan tinggi. 

Berniat mendedikasikan diri di bidang riset, saya pada akhirnya memutuskan kuliah di jurusan Fisika, Institut Teknologi Sepuluh Nopember, Surabaya. Setelah menyelesaikan masa studi Sarjana tepat waktu selama empat tahun, dengan IPK 3,21; saya pun mendaftarkan diri sebagai Staf Peneliti di LIPI. Prof. Dr. Darminto, yang menjadi pembimbing skripsi saya di jurusan Fisika ITS saat itu menyarankan saya agar mendedikasikan hidup untuk bekerja di dunia akademik dan penelitian. Beliau pun mendukung sepenuhnya niat saya untuk bergabung di LIPI. Beliau juga menyampaikan, di LIPI, kesempatan saya untuk bisa melanjutkan studi juga besar. Demikian juga kontribusi pada dunia ilmu pengetahuan di Indonesia juga bisa lebih besar.


Gambar. Gedung LIPI, Jalan Gatot Subroto, Jakarta.

Bersaing dengan, ribuan pendaftar secara online di tahun 2005, tidak menyurutkan tekad saya untuk melalui tahap demi tahap proses seleksi (verifikasi administrasi, tes tulis, tes wawancara dan psikologi). Sebagaimana ditampilkan perkembangan tahap demi tahap seleksi di situs: https://cpns.lipi.go.id/cpnslama/, memasuki seleksi  administrasi, pelamar yang lolos verifikasi administrasi sebanyak 21.372 pelamar, dan saya termasuk ke dalam pemeringkatan 19.246 pelamar terbaik yang akan mengikuti tes tulis. Pada akhirnya, saya pun menjadi bagian dari 943 pelamar yang berhasil lolos tes tulis, dan siap berkompetisi di tes wawancara dan tes Psikologi. Menyisakan bagian terakhir dari tes seleksi, yakni tes psikologi, saya harus bersaing dengan 943 putra-putri terbaik Indonesia kala itu. Pada akhirnya, tibalah saat pengumuman hasil penerimaan pegawai LIPI, dan saya menjadi bagian dari 268 pelamar yang diterima di LIPI. Tahun 2005 adalah tahun pertama LIPI menggelar penerimaan pegawai secara on line, maka wajar jika pendaftar saat itu membludak. LIPI saat itu membutuhkan Peneliti di bidang Oseanografi Fisika pada Pusat Penelitian Oseanografi yang berkampus di daerah Ancol, Jakarta Utara. Saya ditempatkan di Laboratorium Oseanografi dan Iklim. Laboratorium kami ternyata belum memiliki staf yang berlatar belakang akademik S3. Kondisi inilah yang setidaknya mendorong saya untuk mengubah keadaan dengan melanjutkan studi ke jenjang S2.

Saya pada akhirnya berkesempatan melanjutkan studi S2 setelah lolos seleksi Program Karyasiswa Kementerian Riset dan Teknologi. Akhirnya saya diterima untuk studi S2 pada Program Studi Ilmu Kelautan IPB. Di sana saya dipertemukan dan dibimbing oleh pakar oseanografi Indonesia yang sebelumnya sudah saya kenal melalui publikasi-publikasi beliau. Beliau adalah Prof. Dr. Mulia Purba dan Dr. Agus Atmadipoera. Studi S2 Oseanografi Fisika pun saya lalui dalam tempo 2 tahun, dengan capaian IPK 3,91.

Di akhir masa studi, Dr. Agus Atmadipoera menyarankan saya untuk melanjutkan studi S3 di bidang Oseanografi Fisika dengan topik percampuran massa air. Topik yang belum banyak dikaji di Indonesia. Beliau kemudian menunjukkan satu perguruan tinggi terbaik dunia, Université Pierre et Marie Curie (UPMC), Prancis. Hingga akhirnya saya diterima sebagai calon mahasiswa doktorat oleh UPMC dengan Prof. Pascale Bouruet-Aubertot, sebagai supervisor saya selama menempuh studi S3 nantinya.

Semoga Allah SWT mudahkan langkah demi langkah saya untuk menjadikan pribadi, keluarga, dan bangsa ini menjadi lebih baik, amin.

No comments:

Post a Comment