Bekerja di sebuah lembaga penelitian negara bukanlah
kebetulan. Semuanya berawal ketika menjelang lulus SMA, ketika rasa ‘penasaran’
dengan konsep-konsep Ilmu Fisika makin membuncah, hingga saya pun menjatuhkan
pilihan studi ke Jurusan Fisika FMIPA, karena bercita-cita menjadi Peneliti.
Pilihan yang sangat tidak populer di kala banyak yang cenderung memilih jurusan
‘menjanjikan’, seperti di Fakultas Teknik, Ekonomi-Manajemen, dan Kedokteran. Kecintaan
saya pada ilmu dasar, khususnya Fisika bukan tanpa sebab. Mustahil inovasi
teknologi terjadi tanpa riset yang mendasari. Tak selayaknya kita sekedar
sebagai pengguna hak paten, karena sejatinya negeri ini butuh riset berkualitas
yang telaten.
Pilihan hidup menjadi seorang peneliti saya akui penuh
tantangan. Jika mahasiswa hanya melakukan riset selama masa studi, maka seorang
peneliti harus mendedikasikan seluruh masa kerjanya untuk riset dan publikasi.
Pasca bergabung dengan LIPI di awal tahun 2006, saya tidak menyangka kami tidak
memiliki senior dengan latar belakang Doktor lagi karena mereka telah memasuki masa
pensiunnya. Menyadari kondisi ini, akselerasi studi saya lakukan, hingga di
tahun 2010 saya berkesempatan melanjutkan studi S2 setelah lolos beasiswa
Kemenristek. Sekembalinya dari studi, di tahun 2014 saya mendapat
amanah menjadi Kepala Laboratorium Oseanografi Fisika Pusat Penelitian
Oseanografi (P2O) LIPI.
P2O LIPI memiliki armada Kapal Riset yang cukup canggih di
kancah regional, yakni Baruna Jaya VIII. Saya mendapatkan amanah untuk
mengoperasikan salah satu bagian vital di kapal tersebut, yakni
Laboratorium Oseanografi Fisika Baruna Jaya VIII. Agenda riset andalan tahunan
LIPI adalah Ekspedisi Widya Nusantara (EWIN). Sejak tahun 2007, saya dipercaya
untuk mengawalnya sebagai tim peneliti inti hingga tahun 2009, sebelum vakum
untuk melanjutkan tugas belajar S2 di tahun 2010-2012. Sekembalinya dari tugas
belajar, saya kembali mengawal EWIN tahun 2013 dan 2014. Dengan visi ekspedisi
penelitian untuk menguak potensi kelautan perairan Indonesia, di tahun 2013
saya berhasil mengungkap fenomena internal
tide, yakni gelombang di bawah permukaan laut, di Selat Makassar. Dalam
tempo satu setengah tahun setelah menyelesaikan S2 dan memperoleh gelar Master of Science, Alhamdulillah saya berhasil mempublikasikan dua makalah dalam
jurnal nasional dengan topik kuantifikasi percampuran massa air, yakni dalam
Jurnal Oseanografi dan Limnologi di Indonesia (OLDI) dan Indonesian Journal of Marine Sciences (IJMS).
Gambar. Kapal Riset (KR) Baruna Jaya VIII, Pusat Penelitian Oseanografi LIPI.
Dua fokus riset saya adalah riset untuk pangan dan riset
untuk iklim. Sebagai negara benua maritim, kajian dan pemanfaatan sumber daya
kelautan kita masih minim, demikian halnya kajian peringatan dini perubahan
iklim dan pergeseran musim. Karakteristik perairan kita masih belum
terkuantifikasi dengan baik. Padahal, pemahaman yang baik terhadap
karakteristik oseanografi perairan kita sangat urgen untuk menunjang
pembangunan di sektor lainnya, seperti agraria (pergeseran perhitungan masa
tanam yang dikaitkan dengan fenomena El
Nino dan La Nina, misalnya),
keselamatan transportasi laut dan udara, dan zonasi wilayah potensial
penangkapan ikan. Saya memilih topik riset yang saat ini belum banyak dikaji di
Indonesia, yakni kuantifikasi percampuran massa air. Topik ini sangat penting
dalam perspektif ketahanan pangan karena berkaitan dengan identifikasi zona
perairan subur. Pemahaman yang baik terhadap kuantitas percampuran massa air
juga bermanfaat untuk mengetahui pengaruh kandungan bahang (heat) yang tinggi dari Samudera Pasifik
yang mengalami pengadukan dengan massa air lokal perairan Indonesia. Kondisi
ini dipastikan berpengaruh pada dinamika atmosfer, seperti perubahan cuaca dan
musim. Pemahaman yang baik atas seberapa besar tingkat percampuran massa air
dipastikan akan meningkatkan akurasi prediksi pergeseran musim dan wilayah
terdampak.
Sisi lain kehidupan saya adalah sebagai orang yang diberi
kepercayaan untuk memberikan pemahaman keislaman kepada para pemuda di komplek
Griya Serpong Asri dan sekitar BSD (Bumi Serpong Damai), Tangerang. Hari sabtu
dan minggu yang merupakan hari libur kerja saya dedikasikan untuk mengkaji
topik-topik kehidupan dalam perspektif keagamaan. Semoga Allah SWT berkenan
memberikan jalan bagi saya untuk bisa berbuat lebih seiring dengan meningkatnya
kualitas diri, amin.
No comments:
Post a Comment