Translate

Thursday, 11 June 2015

ESSAY: Peranku bagi Indonesia

Bekerja di sebuah lembaga penelitian negara bukanlah kebetulan. Semuanya berawal ketika menjelang lulus SMA, ketika rasa ‘penasaran’ dengan konsep-konsep Ilmu Fisika makin membuncah, hingga saya pun menjatuhkan pilihan studi ke Jurusan Fisika FMIPA, karena bercita-cita menjadi Peneliti. Pilihan yang sangat tidak populer di kala banyak yang cenderung memilih jurusan ‘menjanjikan’, seperti di Fakultas Teknik, Ekonomi-Manajemen, dan Kedokteran. Kecintaan saya pada ilmu dasar, khususnya Fisika bukan tanpa sebab. Mustahil inovasi teknologi terjadi tanpa riset yang mendasari. Tak selayaknya kita sekedar sebagai pengguna hak paten, karena sejatinya negeri ini butuh riset berkualitas yang telaten.

Pilihan hidup menjadi seorang peneliti saya akui penuh tantangan. Jika mahasiswa hanya melakukan riset selama masa studi, maka seorang peneliti harus mendedikasikan seluruh masa kerjanya untuk riset dan publikasi. Pasca bergabung dengan LIPI di awal tahun 2006, saya tidak menyangka kami tidak memiliki senior dengan latar belakang Doktor lagi karena mereka telah memasuki masa pensiunnya. Menyadari kondisi ini, akselerasi studi saya lakukan, hingga di tahun 2010 saya berkesempatan melanjutkan studi S2 setelah lolos beasiswa Kemenristek. Sekembalinya dari studi, di tahun 2014 saya mendapat amanah menjadi Kepala Laboratorium Oseanografi Fisika Pusat Penelitian Oseanografi (P2O) LIPI. 

P2O LIPI memiliki armada Kapal Riset yang cukup canggih di kancah regional, yakni Baruna Jaya VIII. Saya mendapatkan amanah untuk mengoperasikan  salah satu bagian vital di kapal tersebut, yakni Laboratorium Oseanografi Fisika Baruna Jaya VIII. Agenda riset andalan tahunan LIPI adalah Ekspedisi Widya Nusantara (EWIN). Sejak tahun 2007, saya dipercaya untuk mengawalnya sebagai tim peneliti inti hingga tahun 2009, sebelum vakum untuk melanjutkan tugas belajar S2 di tahun 2010-2012. Sekembalinya dari tugas belajar, saya kembali mengawal EWIN tahun 2013 dan 2014. Dengan visi ekspedisi penelitian untuk menguak potensi kelautan perairan Indonesia, di tahun 2013 saya berhasil mengungkap fenomena internal tide, yakni gelombang di bawah permukaan laut, di Selat Makassar. Dalam tempo satu setengah tahun setelah menyelesaikan S2 dan memperoleh gelar Master of Science, Alhamdulillah saya berhasil mempublikasikan dua makalah dalam jurnal nasional dengan topik kuantifikasi percampuran massa air, yakni dalam Jurnal Oseanografi dan Limnologi di Indonesia (OLDI) dan Indonesian Journal of Marine Sciences (IJMS).



Gambar. Kapal Riset (KR) Baruna Jaya VIII, Pusat Penelitian Oseanografi LIPI.

Dua fokus riset saya adalah riset untuk pangan dan riset untuk iklim. Sebagai negara benua maritim, kajian dan pemanfaatan sumber daya kelautan kita masih minim, demikian halnya kajian peringatan dini perubahan iklim dan pergeseran musim. Karakteristik perairan kita masih belum terkuantifikasi dengan baik. Padahal, pemahaman yang baik terhadap karakteristik oseanografi perairan kita sangat urgen untuk menunjang pembangunan di sektor lainnya, seperti agraria (pergeseran perhitungan masa tanam yang dikaitkan dengan fenomena El Nino dan La Nina, misalnya), keselamatan transportasi laut dan udara, dan zonasi wilayah potensial penangkapan ikan. Saya memilih topik riset yang saat ini belum banyak dikaji di Indonesia, yakni kuantifikasi percampuran massa air. Topik ini sangat penting dalam perspektif ketahanan pangan karena berkaitan dengan identifikasi zona perairan subur. Pemahaman yang baik terhadap kuantitas percampuran massa air juga bermanfaat untuk mengetahui pengaruh kandungan bahang (heat) yang tinggi dari Samudera Pasifik yang mengalami pengadukan dengan massa air lokal perairan Indonesia. Kondisi ini dipastikan berpengaruh pada dinamika atmosfer, seperti perubahan cuaca dan musim. Pemahaman yang baik atas seberapa besar tingkat percampuran massa air dipastikan akan meningkatkan akurasi prediksi pergeseran musim dan wilayah terdampak. 

Sisi lain kehidupan saya adalah sebagai orang yang diberi kepercayaan untuk memberikan pemahaman keislaman kepada para pemuda di komplek Griya Serpong Asri dan sekitar BSD (Bumi Serpong Damai), Tangerang. Hari sabtu dan minggu yang merupakan hari libur kerja saya dedikasikan untuk mengkaji topik-topik kehidupan dalam perspektif keagamaan. Semoga Allah SWT berkenan memberikan jalan bagi saya untuk bisa berbuat lebih seiring dengan meningkatnya kualitas diri, amin.

No comments:

Post a Comment